Gambar Sampul Agama Katolik · Yesus Mewartakan dan Memperjuangkan Kerajaan Allah
Agama Katolik · Yesus Mewartakan dan Memperjuangkan Kerajaan Allah
Maman Sutarman

22/08/2021 07:50:37

SMA 10 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

104

Kelas X SMA/SMK

Bab IV

Yesus Mewartakan dan

Memperjuangkan Kerajaan Allah

Kitab Suci dan Tradisi dapat dipahami sebagai pintu masuk untuk lebih

mengenal dan memahami Yesus Kristus. Ia adalah sumber utama imani akan

Yesus Kristus. Pada Bab ini kita akan lebih mendalami Yesus Kristus yang kita

imani itu. Yesus yang kita imani ialah Yesus Kristus sebagai utusan Bapa untuk

mewartakan Kerajaan Allah dan mewujudkannya.

Misi Yesus mewartakan Kerajaan Allah rupanya bukan tugas yang mudah.

Sebelum Yesus tampil di muka umum, sudah banyak paham Kerajaan Allah yang

hidup dan berkembang dalam masyarakatnya. Paham-paham Kerajaan Allah yang

berkembang saat itu tidak bisa dilepaskan dari situasi dan kondisi yang dialami

bangsa Yahudi, yang langsung maupun tidak langsung . berpengaruh pula pada

sikap dan perilaku masing-masing kelompok dalam kehidupan sehari-hari, baik

dalam relasi mereka dengan sesama, maupun dengan Tuhan.

Di tengah berbagai paham Kerajaan Allah itu, Yesus mewartakan Kerajaan

Allah sesuai dengan yang dihayati-Nya sendiri. Dalam mewartakan Kerajaan Allah

tersebut, Yesus berusaha agar pewartaan-Nya dapat dipahami dengan mudah.

Itulah sebabnya kerap kali Ia menggunakan perumpamaan. Tetapi Yesus tidak

hanya mengajarkan dan menjelaskan Kerajaan Allah, melainkan menunjukkan

tanda-tanda kehadirannya melalui tindakanNya.

Untuk lebih memahami perjuangan Yesus dalam mewartakan Kerajaan Allah,

dua pokok bahasan berikut akan digumuli bersama:

A. Gambaran tentang Kerajaan Allah pada zaman Yesus

B. Yesus mewartakan dan memperjuangkan Kerajaan Allah.

105

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

A.

Gambaran Tentang Kerajaan Allah Pada

Zaman Yesus

Setiap kelompok masyarakat tentu mempunyai impian tentang masa depan

yang ideal, yang ingin diwujudkan. Gambaran tentang impian masa depan tersebut

biasanya sangat diwarnai oleh latar belakang situasi yang dialami oleh masyarakat

tersebut. Impian masa depan otomatis terkait juga dengan figur pemimpin yang

diharapkan. Pada saat Yesus memulai misi mewartakan Kerajaan Allah, bangsa

Yahudi hidup di bawah penjajahan bangsa Romawi. Selain ditindas oleh para

penjajah, mereka juga ditindas oleh bangsa sendiri, terutama oleh raja-raja boneka

yang diangkat oleh para penjajah. Situasi tersebut menyebabkan kemiskinan

semakin meluas, korupsi dan kriminalitas semakin banyak, dan munculnya

kelompok-kelompok masyarakat yang memanfaatkan situasi tersebut demi

kepentingan kelompoknya. Dalam situasi tertindas seperti itu, muncullah tokoh-

tokoh yang menawarkan diri sebagai seorang pemimpin dengan mengusung

paham masing-masing tentang impian masyarakat yang ideal. Perbedaan paham

ini menyebabkan impian mereka tentang kondisi masyarakat yang ideal terpecah-

pecah, sehingga dengan mudah dapat dipatahkan oleh penjajah.

Doa

Allah Bapa Mahakasih,

Seringkali kami merasa prihatin atas kondisi masyarakat kami

Yang masih diwarnai perseteruan, kesewenangan dan keserakahan.

Tanamkanlah dalam diri kami dan para pemimpin kami

Kerinduan bersama akan masyarakat yang lebih beradab

Yang dilandasi nilai-nilai Kerajaan Allah

Sebagaimana telah diperjuangkan oleh Yesus, Putera-Mu

Dialah Juru Selamat kami sepanjang masa.

Amin

106

Kelas X SMA/SMK

1.

Berbagai Gambaran Harapan Masyarakat Tentang Masa

Depan

“Istilah “blusukan” saat ini menjadi sangat populer, terutama pada masa-

masa kampanye para calon wakil rakyat. Selama masa kampanye, para calon wakil

rakyat itu berusaha mendatangi kelompok masyarakat, bahkan di tempat-tempat

yang terpencil sekalipun, untuk berdialog dengan mereka. Dalam dialog tersebut,

langsung maupun tidak langsung, biasanya terungkaplah gambaran , harapan atau

impian mereka (baik kelompok maupun perorangan) tentang masa depan mereka.

a.

Perankan dirimu sebagai : kelompok pedagang kaki lima, atau buruh

pelabuhan, atau petani, atau pengusaha, atau nelayan, atau guru, atau pelajar!

b.

Kalau kalian menjadi mereka, harapan apa yang ingin kalian sampaikan

kepada calon wakil rakyat yang datang ke tempatmu?

c.

Kalau kalian menjadi calon wakil rakyat, tanggapan atau jawaban apa yang

akan kalian sampaikan kepada mereka?

d.

Coba perhatikan dengan baik harapan/tuntutan masing-masing kelompok

masyarakat tersebut, lalu amati: adakah tuntutan mereka yang sama? adakah

tuntutan masing-masing kelompok itu berisi harapan yang menyangkut

harapan orang lain yang di luar kelompok mereka?

e.

Sekarang simpulkan: adakah keterkaitan antara isi tuntutan yang disampaikan

masing-masing kelompok dengan latar belakang mereka? Seandainya kalian

yang menjadi wakil rakyat: tuntutan siapa yang akan lebih diutamakan:

apakah tuntutan kelompok atau kebutuhan rakyat banyak?

2.

Pewartaan Yesus Tentang Kerajaan Allah Dalam Konteks

Masyarakat Yahudi pada Zaman-Nya

Untuk memahami paham Kerajaan Allah yang diwartakan dan diperjuangkan

oleh Yesus, kalian perlu memahami situasi zaman Yesus yang meliputi latar

belakang geografis, politik, ekonomi, sosial, dan religiusnya. Hal itu perlu karena

warta Kerajaan Allah yang diperjuangkan oleh Yesus tidak dapat lepas dari situasi-

situasi yang terjadi dan melingkupi kehidupan bangsa Yahudi saat itu .

Bacalah baik-baik uraian berikut!

Sambil membaca, berilah

Tanda Tanya (?)

= untuk kata, kalimat, atau

paragraf yang tidak/ belum dimengerti, dan

Tanda Seru (!)

= untuk kata, kalimat,

atau paragraf yang dianggap kunci dan penting

107

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

Situasi bangsa Yahudi pada Zaman Yesus:

Keadaan Geografis

Pada abad pertama masehi “tanah Israel” secara resmi disebut Yudea.

Akan tetapi sesudah perang Yahudi tahun 135 disebut “Siria-Palestina”, lalu

menjadi “Palestina”. Palestina pada zaman Yesus meliputi beberapa wilayah,

yaitu Yudea, Samaria, dan Galilea. Wilayah Yudea terletak di Palestina Selatan

dan merupakan daerah pegunungan yang terletak di sekitar Yerusalem dan

Bait Allah. Lahan daerah ini gersang dan kering. Di sini dibudidayakan buah

zaitun dan lain-lain, sedangkan peternakan kambing dan domba merupakan

kegiatan yang tersebar luas.

Sumber: http://studi-peta.blogspot.com/2009/12/palestina-zaman-yesus.html

Gambar 4.1 Palestina zaman Yesus

108

Kelas X SMA/SMK

Wilayah Samaria terletak di Palestina bagian tengah. Daerah itu dihuni

oleh orang-orang Samaria, yang menurut keyakinan orang Yahudi dianggap

bukan Yahudi asli, melainkan sudah keturunan campuran antara orang Ya-

hudi dan bangsa kafir. Orang-orang Samaria tidak diperbolehkan merayakan

ibadat di Bait Allah di Yerusalem. Itulah sebabnya mereka mempunyai tempat

ibadat dan upacara sendiri.

Wilayah yang ketiga adalah Galilea yang terletak di Palestina bagian

Utara. Di Galilea inilah terdapat desa Nazaret, tempat tinggal Yesus. Daerah

ini merupakan bentangan lahan yang subur dan merupakan tanah yang luas

untuk tanam-an gandum dan jagung atau peternakan besar. Di daerah ini

terdapat rute perdagangan dari Damsyik menuju ke Laut, dan dari Damsyik

menuju ke Yerusalem. Pedagang-pedagang asing berpeng-aruh besar di dae-

rah ini. Di daerah ini terdapat danau Galilea (Tiberias) yang merupakan salah

satu sumber hidup bagi masyarakat.

Keadaan Ekonomi

Penduduk Palestina pada zaman Yesus berjumlah kurang lebih 500.000

jiwa dan penduduk kota Yerusalem 300.000 jiwa. Dari jumlah penduduk itu

terdapat 18.000 orang Imam dan Lewi, 6.000 orang Farisi, dan 4.000 orang

Eseni. Dengan keluarga mereka, kelompok-kelompok tersebut mencakup

20% dari seluruh penduduk.

Penduduk desa umumnya memiliki lahan-lahan kecil pertanian. Sebagian

besar tanah dikuasai oleh para tuan tanah yang tinggal di kota. Lahan-lahan

itu digunakan untuk menanam gandum, jagung, dan peternakan yang besar.

Rakyat kebanyakan menjadi penggarap atau gembala. Selain para petani dan

gembala, masih terdapat perajin-perajin kecil yang umumnya melakukam

perdagangan dengan sistem barter.

Di kota-kota terdapat tiga sektor ekonomi: pertama, para perajin tekstil,

makanan, wangi-wangian, dan perhiasan; kedua, mereka yang bekerja di

bidang konstruksi; ketiga, para pedagang (baik besar maupun kecil).

Sebagian besar penduduk Palestina adalah rakyat kecil yang keadaan

ekonominya cukup memprihatinkan, karena penghasilan mereka terlalu

kecil. Situasi seperti itu masih diperparah Iagi dengan beban berbagai pajak

dan pungutan untuk pemerintah, untuk angkatan perang Romawi, untuk

para Aristokrat setempat, dan untuk Bait Allah. Konon pajak dan pungutan

itu mencapai 40% dari penghasilan rakyat.

Keadaan Politik

Enam abad sebelum Yesus, Palestina selalu berada di bawah penjajahan

Kerajaan Persia (538 - 332 SM), Yunani (332 - 62/50 SM) dan kekaisaran

109

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

Romawi (62/50 SM sampai zaman kekristenan sesudah Masehi). Secara

internal masyarakat Palestina dikuasai oleh raja-raja dan pejabat-pejabat

“boneka” yang ditunjuk oleh penguasa Roma. Di samping pejabat-pejabat

“boneka” ini masih ada tuan-tuan tanah yang kaya raya dan kaum rohaniwan

kelas tinggi yang suka menindas rakyat demi kepentingan dan kedudukan

mereka. Golongan-golongan ini senantiasa memihak penjajah, supaya

mereka tidak kehilangan hak istimewa dan nama baik di mata penjajah,

karena penguasa Roma memiliki kekuasaan untuk mencabut hak milik

seseorang. Struktur kekuasaan dapat digambarkan secara piramidal dengan

puncak kekuasaan politik adalah prokurator Yudea (ia harus orang Romawi)

dan berwenang menunjuk Imam Agung yang dipilih dari empat kalangan

keluarga yang mempunyai pengaruh di dalam masyarakat waktu itu. Di Yudea,

Imam Agung berperan secara politis sebagai raja selain sebagai pemimpin

agama. Di Galilea, kekuasaan dipegang oleh raja Herodes Antipas, yang juga

“boneka” Roma.

Selain itu ada pejabat-pejabat yang menjadi perantara yang ditunjuk

langsung oleh penguasa Romawi dan pada umumnva diambil dari kalangan

sesepuh Sanhedrin (Majelis/Mahkamah Agama) serta majelis rendah yang

diambil dari kelas bawah.

Keadaan Sosial Budaya

Masyarakat Palestina terbagi dalam kelas-kelas. Di daerah pedesaan

terdapat tiga kelas, yaitu: tuan tanah, pemilik tanah kecil, dan perajin, kaum

buruh, dan budak. Di daerah perkotaan terdapat tiga lapisan juga: lapisan

yang tertinggi yaitu kaum Aristokrat yang terdiri atas para imam, pedagang-

pedagang besar, dan pejabat-pejabat tinggi; lapisan menengah bawah yang

terdiri atas para perajin, pejabat-pejabat rendah, awam atau imam, dan kaum

Lewi; dan lapisan yang paling bawah, terdapat kaum buruh.

Selain itu masih terdapat kaum proletar marjinal yang tidak terintegrasi

dalam kegiatan ekonomi, yang terdiri atas orang-orang yang dikucilkan oleh

masyarakat karena suatu sebab yang bukan ekonomis. Mereka itu misalnva:

para pendosa publik seperti pelacur dan pemungut cukai, penderita kusta yang

menurut keyakinan orang Yahudi disebabkan oleh dosa si penderita atau dosa

orang tuanya. Menurut pandangan orang Yahudi, dosa juga dapat berjangkit

seperti kuman penyakit. Oleh sebab itu, orang “baik-baik” sebaiknya tidak

bergaul dengan orang-orang berdosa, supaya tidak tertulari dosanya.

Selain kelas-kelas sosial di atas, pada masyarakat Palestina terdapat

pula berbagai diskriminasi, antara lain: diskriminasi rasial, diskriminasi

seksual (perendahan martabat perempuan), diskriminasi dalam pekerjaan,

diskriminasi terhadap anak-anak, dan diskriminasi terhadap orang yang

menderita.

110

Kelas X SMA/SMK

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kebanyakan rakyat Palestina

pada zaman Yesus sangat tertindas baik secara politis, sosial, ekonomi, maupun

religius keagamaannya. Oleh karena itu kita perlu menyadari, mengapa orang

Yahudi kebanyakan sangat mendambakan kedatangan sang Pembebas, yang

mereka beri gelar Mesias.

Dari Segi Religius Keagamaan

Hukum Taurat sangat mewarnai hidup religius orang-orang Yahudi.

Kaum Farisi dan para imam misalnya, berusaha menjaga warisan dan jati diri

Yahudi. Mereka menyoroti ketaatan pada setiap pasal hukum. Bagi mereka,

menjadi umat Allah berarti ketaatan yang ketat pada setiap detail hukum.

Mereka berusaha menerapkan hukum pada setiap keadaan hidupnya.

Sumber: http://scriptures.lds.org/ind/biblemaps/12

Gambar 4.2 Yerusalem pada masa Yesus

Mereka sangat memilih-milih dalam ketaatan mereka, yaitu Hukum

Taurat yang memusatkan perhatiannya pada peraturan-peraturan ritual

111

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

dan ibadah keagamaan. Orang-orang Farisi gemar memperluas tuntutan-

tuntutan kebersihan yang berlaku bagi para imam ke seluruh masyarakat

Yahudi. Mereka menafsirkan dan kadang-kadang memanipulasi Hukum

Taurat demi kepentingan mereka sendiri, sehingga sering mendatangkan

beban yang tidak tertahankan bagi rakyat kecil. Mereka ingin mengaku diri

sebagai umat Allah, sehingga Allah dengan sendirinya akan melakukan apa

yang tidak mampu mereka lakukan sendiri. Tuhan akan membawa keadilan

hukum dalam masyarakat dan akan membebaskan tanah terjanji dari orang-

orang kafir.

Dalam masyarakat Yahudi, fungsi religius melampaui jangkauan

kehidupan beragama. Fungsi ini juga merambah dalam bidang lain seperti

ekonomi, sosial, dan politik. Itulah sebabnya tidak mungkin bertindak dalam

bidang agama tanpa sekaligus bertindak di bidang lainnya. Contoh: bila

Yesus membela kaum miskin, kita harus mengetahui siapakah yang disebut

kaum miskin di Palestina pada waktu itu. Demikian juga perlawanan Yesus

terhadap kaum Saduki dan Farisi tidak boleh diartikan sebagai pertentangan

dalam konsep keagamaan saja. Begitu juga pilihan para rasul mempunyai

arti simbolis dalam hal seperti itu sebenarnya menjadi gejala umum. Ketika

suatu bangsa tertindas, hampir sebagian besar orang merindukan kedatangan

tokoh yang bisa membebaskan rakyat dari jeratan penindasan itu. Untuk itu,

gambaran situasi dan latar belakang ketika Yesus mewartakan Kerajaan Allah

sangat mempengaruhi perkembangan, begitu juga tekanan, gugatan, dan

halangan tentang bagaimana perjuangan-Nya itu.

Paham Kerajaan Allah dalam masyarakat Yahudi Zaman Yesus

Konteks dan latar belakang situasi yang ada dalam masyarakat

sebagaimana diuraikan di atas, secara langsung maupun tidak langsung

berdampak pada munculnya berbagai paham Kerajaan Allah pada zaman

Yesus. Paham Kerajaan Allah itu dipengaruhi oleh paham kelompok tertentu,

budaya, dan kepentingan tertentu juga. Inilah beberapa paham Kerajaan

Allah yang muncul ke permukaan:

Paham Kerajaan Allah bersifat nasionalistis.

Kaum Zelot adalah sekelompok orang Israel/Yahudi yang tidak suka

negaranya dijajah oleh Romawi, kaum kafir, karena alasan keagamaan.

Maka mereka selalu berusaha memberontak untuk mengusir kaum

penjajah dan membebaskan diri dari penjajahan Romawi, agar mereka

tidak ditindas oleh kaum kafir. Mereka memiliki harapan bahwa

perjuangan mereka akan memperoleh kemenangan dengan kedatangan

sang Mesias yang akan mewujudkan Kerajaan Allah, yaitu Kerajaan Israel

yang merdeka dan bebas dari penjajahan Romawi, bebas dari penjajahan

kaum kafir.

112

Kelas X SMA/SMK

Paham Kerajaan Allah bersifat apokaliptik

Kelompok ini adalah orang-orang yang amat menantikan datangnya

akhir zaman, untuk memahami zaman yang sudah rusak ini, sehingga

muncullah zaman baru. Aliran ini percaya akan datangnya penghakiman

Allah yang sudah dekat, karena dunia ini sudah jahat dan akan digantikan

oleh dunia baru.

Penghakiman itu akan dilaksanakan oleh Allah melalui utusan-Nya

yaitu Mesias. Dalam dunia baru itu, yang hidupnya baik akan dianugerahi

kebakaan dan yang hidupnya jahat akan dihukum. Menurut aliran itu,

Kerajaan Allah adalah sebuah kenyataan yang akan menjadi kenyataan

pada akhir zaman. Dunia ini atau zaman ini sudah terlalu jahat dan

jelek. Setelah zaman yang jahat ini lenyap dibinasakan oleh Allah, maka

Kerajaan Allah akan menjadi kenyataan di bumi, selanjutnya langit dan

bumi baru yang dijanjikan Allah akan muncul.

Paham Kerajaan Allah bersifat legalistik

Para rabi adalah sekelompok orang Israel yang berkedudukan sebagai

pengajar (guru). Menurut pandangan para rabi, Allah sekarang sudah

meraja secara hukum, sedangkan di akhir zaman Allah akan menyatakan

kekuasaan-Nya sebagai raja semesta alam dengan menghakimi segala

bangsa. Bangsa Israel dikuasai oleh orang-orang kafir (dijajah oleh

bangsa Romawi yang dianggap kafir) akibat dari dosa-dosanya. Jika

bangsa Israel melaksanakan Hukum Taurat dengan benar, maka penjajah

akan dapat dikalahkan. Oleh karena itu, mereka yang sekarang taat pada

hukum Taurat sudah menjadi warga Kerajaan Allah. Tetapi, jika tidak

melaksanakan Hukum Taurat, maka bangsa Israel akan terus dijajah dan

diperintah oleh kaum kafir.

Demikian paham tentang Kerajaan Allah yang dimiliki oleh

beberapa kaum atau kelompok yang kuat dan saat itu berpengaruh dalam

kebudayaan Israel.

Setelah membaca uraian di atas:.

Ungkapkan gagasan-gagasan yang menarik!

Bertolak dari paham yang dimiliki masing-masing kelompok, kira-

kira dengan cara apa mereka akan mewujudkan pahamnya?

Tugas

113

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

Baca dan renungkanlah beberapa kutipan Kitab Suci berikut berkaitan dengan

paham Yesus tentang Kerajaan Allah: ungkapkan gagasan-gagasan yang menarik!

Lukas 10:1-11

1

Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu

mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang

hendak dikunjungi-Nya.

2

Kata-Nya kepada mereka: “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit.

Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan

pekerja-pekerja untuk tuaian itu.

3

Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-

tengah serigala.

4

Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah

memberi salam kepada siapa pun selama dalam perjalanan.

5

Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: Damai

sejahtera bagi rumah ini.

6

Dan jikalau di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka

salammu itu akan tinggal atasnya. Tetapi jika tidak, salammu itu kembali

kepadamu.

7

Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan

orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah

berpindah-pindah rumah.

8

Dan jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu diterima di situ,

makanlah apa yang dihidangkan kepadamu,

9

dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ dan katakanlah kepada

mereka: Kerajaan Allah sudah dekat padamu.

10

Tetapi jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu tidak diterima

di situ, pergilah ke jalan-jalan raya kota itu dan serukanlah:

11

Juga debu kotamu yang melekat pada kaki kami, kami kebaskan di depanmu;

tetapi ketahuilah ini: Kerajaan Allah sudah dekat.

Setelah membaca beberapa kutipan di atas, rumuskan gagasan-gagasan

yang tersirat dalam kutipan tersebut berkaitan dengan paham Kerajaan

Alah yang diwartakan Yesus. Untuk menemukan jawabannya, kalian dapat

menyoroti beberapa hal berikut:

Tugas

114

Kelas X SMA/SMK

Siapa Yesus berkaitan dengan Kerajaan Allah?

Dengan cara apa Kerajaan Allah harus disambut?

Apa peranan para murid Yesus berkaitan dengan perjuangan Yesus

mewartakan dan mewujudkan Kerajaan Allah?

Kapan kerajaan Allah akan terwujud? Apa tanda-tandanya? Apa yang

akan terjadi pada saat Kerajaan Allah diwujudkan?

Sharingkan rumusan gagasanmu kepada teman-temanmu!

3.

Menghayati Perjuangan Yesus Mewartakan Kerajaan Allah

Tulislah niat yang akan kalian dilakukan dalam upaya turut ambil bagian

mewujudkan cita-cita masa depan masyarakat yang yang lebih baik

Sharingkan hasil refleksimu dengan teman-temanmu!

Doa

Mazmur 61: 3-9

3

Dari ujung bumi aku berseru kepada-Mu, karena hatiku lemah lesu;

tuntunlah aku ke gunung batu yang terlalu tinggi bagiku.

4

Sungguh Engkau telah menjadi tempat perlindunganku, menara yang kuat

terhadap musuh.

5

Biarlah aku menumpang di dalam kemah-Mu untuk selama-lamanya,

biarlah aku berlindung dalam naungan sayap-Mu!

6

Sungguh, Engkau, ya Allah, telah mendengarkan nazarku, telah memenuhi

permintaan orang-orang yang takut akan nama-Mu.

7

Tambahilah umur raja, tahun-tahun hidupnya kiranya sampai turun-

temurun;

8

kiranya ia bersemayam di hadapan Allah selama-lamanya, titahkanlah

kasih setia dan kebenaran menjaga dia.

9

Maka aku hendak memazmurkan nama-Mu untuk selamanya, sedang aku

membayar nazarku hari demi hari.

115

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

B.

Yesus Mewartakan dan Memperjuangkan

Kerajaan Allah

Dalam masyakat kita kerap ditemui, banyak calon pemimpin yang mengumbar

janji saat berkampanye. Tetapi seiring dengan perjalanan waktu banyak di antara

mereka lupa akan janji yang pernah diucapkannya itu. Mereka yang seharusnya

memperjuangkan kesejahteraan rakyat banyak yang malah menyejahterakan

diri sendiri, keluarga, kelompoknya atau partainya. Mereka yang seharusnya

memperjuangkan dan menegakkan keadilan justru berbuat tidak adil. Sehingga

lama-kelamaan tingkat kepercayaan mereka makin menipis, dan pada akhirnya

mereka tidak akan diikuti.

Kitab Suci Perjanjian Baru memperlihatkan kenyataan yang sangat berbeda

antara sikap para pemimpin atau wakil rakyat yang digambarkan di atas, dengan

sikap Yesus dalam perjuangannya mewartakan dan mewujudkan Kerajaan

Allah, Yesus tidak hanya menyampaikan pengajaran melalui kata-kata maupun

perumpamaan, melainkan juga melalui tindakan konkret. Perkataan dan

perbuatan Yesus merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan (

Lihat

Matius

11: 5-6;

bandingkan

Lukas 11: 5-6). Perkataan atau sabda Yesus menjelaskan

atau menerangkan perbuatan-perbuatan-Nya, sebaliknya perbuatan Yesus

mewujudnyatakan perkataan-Nya. Dalam mewartakan Kerajaan Allah, Yesus tidak

hanya berkeinginan agar masyarakatnya memahami konsep-konsep Kerajaan

Allah, melainkan berupaya agar masyarakatnya dapat melihat sendiri tanda-tanda

kehadiran Kerajaan Allah itu, dan terutama merasakan sendiri pengalaman akan

Allah yang hadir dan menunjukkan kuasaNya yang menyelamatkan. Bagi Yesus

Kerajaan Allah bukan sekedar janji-janji di masa depan, melainkan realitas yang

bisa dihadirkan dan dirasakan di dunia, sambil menunggu kepenuhannya pada

akhir zaman.

Doa

Allah, Bapa Mahabijaksana

Melalui berbagai cara Engkau berusaha mengajar kami Umat-Mu,

terlebih melalui firman-Mu yang tertulis dalam Kitab Suci

Tetapi seringkali hati kami beku dan lamban

untuk memahami kehendak-Mu

Maka curahkanlah Roh Kudus,

agar dalam setiap firman yang kami baca dan renungkan

kami dapat mendengar Engkau sendiri yang berfirman

Dan firman-Mu itulah yang akan mengarahkan hidup kami

Demi Kristus Tuhan kami. Amin.

116

Kelas X SMA/SMK

1.

Mendalami Makna Perumpamaan dalam Hidup Sehari-

Hari

Sudah sejak zaman dahulu, masyarakat kita memiliki cara untuk memudahkan

penyampaian nasihat, ajaran, teguran atau nilai-nilai penting, misalnya melalui

kiasan, peribahasa atau perumpamaan.

Carilah berbagai kiasan, peribahasa atau perumpamaan yang ada di

daerahmu, dan jelaskan artinya! Bertanyalah pada masyarakat sekitar,

alasan mereka menggunakan kiasan, peribahasa atau perumpamaan!

Tugas

Penggunaan sarana dalam menyampaikan pengajaran memang perlu, tetapi

yang lebih penting lagi adalah kesesuaian antara pengajaran dengan praktik hidup

sang pengajar.

Coba simak baik-baik, cerita berikut:

Penceramah yang Ditinggalkan Pendengarnya

Dalam kesempatan memperingati hari besar keagamaan, Panitia

mengundang masyarakat untuk mendengarkan ceramah dari seorang

penceramah yang sudah sangat terkenal. Tetapi nama penceramah itu sengaja

dirahasiakan oleh Panitia. Ketenaran sang penceramah memang tidak

diragukan lagi. Selain karena parasnya yang elok, ia pun selalu membuat

ceramahnya menarik untuk di dengar, bahasanya mudah dicerna, contoh-

contohnya menyentuh kehidupan konkret, penyampaiannya menyenangkan

karena sering membuat pendengarnya bisa tertawa terpingkal-pingkal.

Ketika masyarakat sudah berkumpul, muncullah dari arah belakang

mereka penceramah yang dinantikan. Sebagian orang kaget, lalu mulai

berbisik satu sama lain. “Lho kok dia? Apa nggak salah?”. Tanpa ada yang

menggerakkan, satu persatu orang yang hendak mendengarkan ceramah itu

mundur dan pulang. Panitia menjadi bingung. Lalu bertanya kepada beberapa

orang yang hendak pulang. “Ada apa? Mengapa kalian pulang, bukankah orang

yang akan memberi ceramah itu orang yang hebat dan terkenal? Bahkan kami

pun berani bayar mahal untuk mendatangkan dia!”

Salah seorang menjawab: “Pak kami tidak butuh teori, kami butuh bukti!

Apakah Bapak tidak mendengar berita di media massa tentang dia? Anaknya

terlibat masalah narkoba, dia sendiri terlibat dalam kasus bisnis gelap. Jadi

apanya yang bisa kami percayai?

117

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

Panitia pun tidak bisa menghalangi warga yang hendak pulang. Akhirnya

ceramahpun dibatalkan karena pesertanya bubar

Setelah menyimak cerita di atas, coba ungkapkan tanggapanmu. Pernahkah

kalian mendengar kasus serupa? Bagaimana sikapmu terhadap orang seperti itu

Berkaitan dengan karya Yesus: apakah dalam tindakan-Nya Yesus mirip dengan

di atas?

2.

Yesus Mewartakan Kerajaan Allah Melalui Perumpamaan

dan Tindakan

Yesus mewartakan Kerajaan Allah melalui perumpamaan.

Baca dan renungkan kutipan Kitab Suci berikut:

Matius 13:1-53

1

Pada hari itu keluarlah Yesus dari rumah itu dan duduk di tepi danau.

2

Maka datanglah orang banyak berbondong-bondong lalu mengerumuni

Dia, sehingga Ia naik ke perahu dan duduk di situ, sedangkan orang banyak

semuanya berdiri di pantai.

3

Dan Ia mengucapkan banyak hal dalam perumpamaan kepada mereka. Kata-

Nya: “Adalah seorang penabur keluar untuk menabur.

4

Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu

datanglah burung dan memakannya sampai habis.

5

Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu

benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya tipis.

6

Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak

be rakar.

7

Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan

menghimpitnya sampai mati.

8

Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali

lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat.

9

Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!”

10

Maka datanglah murid-murid-Nya dan bertanya kepada-Nya: “Mengapa

Engkau berkata-kata kepada mereka dalam perumpamaan?”

11

Jawab Yesus: “Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan

Surga, tetapi kepada mereka tidak.

12

Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia

berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada

padanya akan diambil dari padanya.

118

Kelas X SMA/SMK

13

Itulah sebabnya Aku berkata-kata dalam perumpamaan kepada mereka;

karena sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar,

mereka tidak mendengar dan tidak mengerti.

14

Maka pada mereka genaplah nubuat Yesaya, yang berbunyi: Kamu akan

mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan

melihat, namun tidak menanggap.

15

Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan

matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya

dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik

sehingga Aku menyembuhkan mereka.

16

Tetapi berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena

mendengar.

17

Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya banyak nabi dan orang

benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin

mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya.

18

Karena itu, dengarlah arti perumpamaan penabur itu.

19

Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Surga, tetapi

tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam

hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan.

20

Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang

mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira.

21

Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan

atau penganiayaan karena firman itu, orang itu pun segera murtad.

22

Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman

itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu

sehingga tidak berbuah.

23

Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu

dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang

enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat.”

24

Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-

Nya: “Hal Kerajaan Surga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang

baik di ladangnya.

25

Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan

benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi.

26

Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu.

27

Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu kepadanya dan berkata:

Tuan, bukankah benih baik, yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah

lalang itu?

119

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

28

Jawab tuan itu: Seorang musuh yang melakukannya. Lalu berkatalah hamba-

hamba itu kepadanya: Jadi maukah tuan supaya kami pergi mencabut lalang

itu?

Sumber: Hidupkatolik.com

Gambar 4.3 Ladang yang subur

29

Tetapi ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada

waktu kamu mencabut lalang itu.

30

Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu

itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan

ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu

ke dalam lumbungku.”

31

Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka,

kata-Nya: “Hal Kerajaan Surga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan

ditaburkan orang di ladangnya.

32

Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah

tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi

pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-

cabangnya.”

33

Dan Ia menceriterakan perumpamaan ini juga kepada mereka: “Hal Kerajaan

Surga itu seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke

dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya.”

34

Semuanya itu disampaikan Yesus kepada orang banyak dalam perumpamaan,

dan tanpa perumpamaan suatu pun tidak disampaikan-Nya kepada mereka,

35

supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi: “Aku mau membuka

mulut-Ku mengatakan perumpamaan, Aku mau mengucapkan hal yang

tersembunyi sejak dunia dijadikan.”

120

Kelas X SMA/SMK

36

Maka Yesus pun meninggalkan orang banyak itu, lalu pulang. Murid-murid-

Nya datang dan berkata kepada-Nya: “Jelaskanlah kepada kami perumpamaan

tentang lalang di ladang itu.”

37

Ia menjawab, kata-Nya: “Orang yang menaburkan benih baik ialah Anak

Manusia;

38

ladang ialah dunia. Benih yang baik itu anak-anak Kerajaan dan lalang

anak-anak si jahat.

39

Musuh yang menaburkan benih lalang ialah Iblis. Waktu menuai ialah akhir

zaman dan para penuai itu malaikat.

40

Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga

pada akhir zaman.

41

Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan

mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang

melakukan kejahatan dari dalam Kerajaan-Nya.

42

Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat

ratapan dan kertakan gigi.

43

Pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam

Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!”

44

“Hal Kerajaan Surga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang

ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah

ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu.

45

Demikian pula hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang pedagang yang

mencari mutiara yang indah.

46

Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, ia pun pergi menjual

seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu.”

47

“Demikian pula hal Kerajaan Surga itu seumpama pukat yang dilabuhkan di

laut, lalu mengumpulkan berbagai-bagai jenis ikan.

48

Setelah penuh, pukat itu pun diseret orang ke pantai, lalu duduklah mereka

dan mengumpulkan ikan yang baik ke dalam pasu dan ikan yang tidak baik

mereka buang.

49

Demikianlah juga pada akhir zaman: Malaikat-malaikat akan datang

memisahkan orang jahat dari orang benar,

50

lalu mencampakkan orang jahat ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat

ratapan dan kertakan gigi.

51

Mengertikah kamu semuanya itu?” Mereka menjawab: “Ya, kami mengerti.”

52

Maka berkatalah Yesus kepada mereka: “Karena itu setiap ahli Taurat yang

menerima pelajaran dari hal Kerajaan Surga itu seumpama tuan rumah yang

mengeluarkan harta yang baru dan yang lama dari perbendaharaannya.”

121

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

53

Setelah Yesus selesai menceriterakan perumpamaan-perumpamaan itu, Ia

pun pergi dari situ.

Setelah membaca dan merenungkan kutipan di atas, coba diskusikan

dengan teman-temanmu, beberapa hal berikut:

Apa saja (benda/orang) yang digunakan oleh Yesus sebagai pembanding

(analogi) dalam perumpamaan-perumpamaan-Nya ?

Bila Yesus menggunakan hal-hal tersebut (benda/orang) sebagai

analogi dalam perumpamaan-Nya, kira-kira masyarakat seperti apa

yang mendengar ajaran Yesus?

Apa alasan Yesus menggunakan perumpamaan untuk mewartakan

Kerajaan Allah?

Perhatikan masing-masing perumpamaan Yesus dalam kutipan

tersebut, Apa makna perumpamaan-perumpamaan Yesus yang

diungkapkan dalam kutipan tersebut?

Sikap apa yang dibutuhkan agar mampu memahami perumpamaan

Yesus?

Tugas Kelompok

Carilah minimal 2 perumpamaan Yesus lainnya, kemudian jelaskan

makna perumpamaan tersebut dalam kaitannya dengan paham tentang

Kerajaan Allah.

Tugas

Yesus mewartakan Kerajaan Allah melalui tindakan

Bacalah kutipan Kitab Suci berikut!

Yohanes 11:17. 19-45

17

Maka ketika Yesus tiba, didapati-Nya Lazarus telah empat hari berbaring di

dalam kubur.

19

Di situ banyak orang Yahudi telah datang kepada Marta dan Maria untuk

menghibur mereka berhubung dengan kematian saudaranya.

20

Ketika Marta mendengar, bahwa Yesus datang, ia pergi mendapatkan-Nya.

Tetapi Maria tinggal di rumah.

122

Kelas X SMA/SMK

21

Maka kata Marta kepada Yesus: “Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini,

saudaraku pasti tidak mati.

22

Tetapi sekarang pun aku tahu, bahwa Allah akan memberikan kepada-Mu

segala sesuatu yang Engkau minta kepada-Nya.”

23

Kata Yesus kepada Marta: “Saudaramu akan bangkit.”

24

Kata Marta kepada-Nya: “Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu

orang-orang bangkit pada akhir zaman.”

25

Jawab Yesus: “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-

Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati,

26

dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati

selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?”

27

Jawab Marta: “Ya, Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak

Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia.”

28

Dan sesudah berkata demikian ia pergi memanggil saudaranya Maria dan

berbisik kepadanya: “Guru ada di sana dan Ia memanggil engkau.”

29

Mendengar itu Maria segera bangkit lalu pergi mendapatkan Yesus.

30

Tetapi waktu itu Yesus belum sampai ke dalam kampung itu. Ia masih berada

di tempat Marta menjumpai Dia.

31

Ketika orang-orang Yahudi yang bersama-sama dengan Maria di rumah itu

untuk menghiburnya, melihat bahwa Maria segera bangkit dan pergi ke luar,

mereka mengikutinya, karena mereka menyangka bahwa ia pergi ke kubur

untuk meratap di situ.

32

Setibanya Maria di tempat Yesus berada dan melihat Dia, tersungkurlah ia

di depan kaki-Nya dan berkata kepada-Nya: “Tuhan, sekiranya Engkau ada di

sini, saudaraku pasti tidak mati.”

33

Ketika Yesus melihat Maria menangis dan juga orang-orang Yahudi yang

datang bersama-sama dia, maka masygullah hati-Nya. Ia sangat terharu dan

berkata:

34

“Di manakah dia kamu baringkan?” Jawab mereka: “Tuhan, marilah dan

lihatlah!”

35

Maka menangislah Yesus.

36

Kata orang-orang Yahudi: “Lihatlah, betapa kasih-Nya kepadanya!”

37

Tetapi beberapa orang di antaranya berkata: “Ia yang memelekkan mata

orang buta, tidak sanggupkah Ia bertindak, sehingga orang ini tidak mati?”

38

Maka masygullah pula hati Yesus, lalu Ia pergi ke kubur itu. Kubur itu adalah

sebuah gua yang ditutup dengan batu.

123

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

39

Kata Yesus: “Angkat batu itu!” Marta, saudara orang yang meninggal itu,

berkata kepada-Nya: “Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati.”

40

Jawab Yesus: “Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya

engkau akan melihat kemuliaan Allah?”

41

Maka mereka mengangkat batu itu. Lalu Yesus menengadah ke atas dan

berkata: “Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau telah

mendengarkan Aku.

42

Aku tahu, bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku, tetapi oleh karena orang

banyak yang berdiri di sini mengelilingi Aku, Aku mengatakannya, supaya

mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.”

43

Dan sesudah berkata demikian, berserulah Ia dengan suara keras: “Lazarus,

marilah ke luar!”

44

Orang yang telah mati itu datang ke luar, kaki dan tangannya masih terikat

dengan kain kapan dan mukanya tertutup dengan kain peluh. Kata Yesus

kepada mereka: “Bukalah kain-kain itu dan biarkan ia pergi.”

45

Banyak di antara orang-orang Yahudi yang datang melawat Maria dan yang

menyaksikan sendiri apa yang telah dibuat Yesus, percaya kepada-Nya.

Bertolak dari peristiwa di atas, temukan nilai Kerajaan Allah apa yang

dinyatakan dalam tindakan Yesus tersebut? Untuk menjawab pertanyaan

ini kalian bisa memperhatikan langkah berikut:

Perasaan apa yang sedang menyelimuti Maria dan Marta? Apa yang

dilakukan orang banyak menanggapi perasaan mereka? Berhasilkah

mereka?

Ketika Yesus datang, apa reaksi Yesus melihat keprihatinan mereka? apa

yang mereka harapkan dari Yesus? Terkabulkah harapan mereka ?

Lihat ayat 19 ....banyak orang Yahudi... apakah selama ini mereka

percaya kepada Yesus? Bandingkan dengan ayat 36, kemudian

bandingkan ayat 45.

Siapa Yesus menurut ayat 41-42.

Tugas

124

Kelas X SMA/SMK

3.

Menghayati Nilai-Nilai Kerajaan Allah yang Diwartakan

Yesus dalam Kehidupan Sehari-hari

Sekarang saatnya kalian berlatih. Bacalah dan renungkan perumpamaan

Orang Samaria yang murah hati (

Lukas 10:25-37

), temukan pesan perumpamaan

tersebut dalam kaitannya dengan nilai-nilai Kerajaan Allah yang diperjuangkan

Yesus!

Setelah selesai, cobalah masuk dalam suasana hening untuk berefleksi

Nilai-Nilai Duniawi dan Nilai-Nilai Kerajaan Allah

Uang dan harta kekayaan

Siapa orangnya, yang pada zaman sekarang ini tidak membutuhkan uang

dan harta?

Bahkan ada sebagian orang berani mengorbankan kebersamaan dengan

keluarganya, tetangganya, dan orang-orang yang dikasihinya demi mengejar

uang.

Mereka menggunakan seluruh waktunya, bahkan dengan menghalalkan

segala cara untuk mengejar dan mengumpulkan uang dan harta kekayaan.

Demi uang dan harta kekayaan, banyak orang lupa akan tugas

mengembangkan imannya, mereka lupa berdoa, mereka lupa berbagi, mereka

lupa akan Tuhannya.

Mereka menganggap seolah-olah uang dapat menjamin segalanya..........

Dalam Injil Markus, (Markus 10: 24-25), Yesus pernah memperingatkan

orang yang hidupnya dikuasai nafsu akan uang dan harta kekayaan

“Alangkah

sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah.”

, Yesus

mengulangi dan menegaskan sekali lagi

“Anak-anak-Ku, alangkah sukarnya

masuk ke dalam Kerajaan Allah. Lebih mudah seekor unta melewati lobang

jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.”

Uang dan harta kekayaan tentu saja perlu untuk hidup, tetapi Yesus

mengajak kita untuk tidak diperbudak uang dan harta kekayaan.

Kekuasaan dan Jabatan

Siapa orangnya, yang pada zaman sekarang tidak tergiur dengan

kekuasaan dan jabatan.

Bahkan untuk memperolehnya, banyak orang berani membayar mahal,

banyak orang meminta bantuan paranormal dan memenuhi berbagai syarat

yang dimintanya.

125

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

Dengan kekuasaan dan jabatan, banyak orang bisa mendapatkan segala

yang diinginkannya.

Dengan kekuasaan dan jabatan banyak orang merasa senang karena

ditakuti, dihormati, disanjung oleh orang lain.

Dengan kekuasaan dan jabatan banyak orang merasa dapat

memperlakukan orang lain sesuai dengan keinginannya.

Sebagai Anak Allah, Yesus mempunyai kuasa dan jabatan melebihi kuasa

dan jabatan manusia, bahkan lebih tinggi dari malaikat.

Tetapi semuanya itu tidak Ia gunakan melainkan telah mengosongkan

diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama

dengan manusia (Filipi 2:7).

Harga Diri dan Kehormatan

Harga diri, kehormatan atau gengsi tentu saja penting bila ukurannya

didasari kebenaran dan kelayakan serta diperoleh dengan cara yang baik atas

dasar tertentu, diri seseorang perlu dihargai, tidak boleh dilecehkan, tidak

boleh dihinakan.

Tetapi dalam zaman sekarang ini harga diri, kehormatan atau gengsi

sering disalah artikan.

Banyak orang mengukur harga diri dari apa yang dimilikinya: pangkat,

kedudukan, harta bukan atas dasar kepribadian, dan ketekadanannya

Demi menjaga harga diri, orang yang bersalah berani berbohong dan

mengaku seolah-olah benar.

Demi menjada harga diri seorang pimpinan menimpakan kesalahan

pada bawahannya.

Demi menjaga harga diri orang berani menjelekkan, atau merendahkan

orang lain agar seolah dirinyalah yang paling hebat.

Dalam pewartaan tentang Kerajaan Allah, Yesus telah mengingatkan:

“....sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil

ini, kamu tidak akan masuk ke dalam kerajaan Surga” (Matius 18: 1-4). Harga

diri seseorang justru terletak pada kerendahan hatinya, yang mau bersikap

seperti anak kecil: polos, jujur, bersahaja, tidak menutup-nutupi kekurangan,

dan tidak membohongi diri sendiri dan orang lain

Harga diri justru terletak pada kesediaan berdiri sama tinggi duduk sama

rendah dengan sesama, hidup dalam kebersamaan tanpa sekat, tanpa merasa

lebih baik atau lebih suci. Yesus menunjukkan hal tersebut saat ia makan

bersama dengan orang berdosa, seperti dengan Lewi si pemungut cukai

(Lukas 5: 29), dan menumpang di rumah Zakeus (Lukas 19: 5-7)

126

Kelas X SMA/SMK

Kasih

Kerajaan Allah ditandai dengan kasih antarmanusia, kasih yang tidak

lagi dibatasi atas dasar kesamaan suku, agama, ras, semata. Kasih yang

diperjuangkan Yesus adalah kasih yang universal dan terbuka, kasih yang

juga tertuju pada orang-orang yang memusuhi, menganiaya, atau memfitnah.

“Tetapi Aku berkata kepadamu: kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi

mereka yang menganiaya kamu” (Matius 5: 44). “Kasihilah musuhmu,

berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; mintalah berkat bagi

orang yang mengutuk kamu, berdoalah untuk orang yang mencaci kamu”

(Lukas 6: 27-28). Model kasih yang diperjuangkan Yesus itulah yang membuat

komunitas kita berbeda. “Dan jika kamu mengasihi orang yang mengasihi

kamu, apakah jasamu? Karena orang-orang berdosa pun mengasihi juga

orang-orang yang mengasihi mereka” (Lukas 6: 32).

Untuk dipahami

Kerajaan Allah yang diwartakan oleh Yesus secara singkat dapat dikatakan

sebagai berikut:

Kerajaan Allah adalah Allah yang meraja atau memerintah. Oleh karena itu,

manusia harus mengakui kekuasaan Allah dan menyerahkan diri (percaya)

kepada-Nya, sehingga terciptalah kebenaran, keadilan, kesejahteraan, dan

kedamaian.

Kerajaan Allah yang diwartakan oleh Yesus akan mencapai kepenuhannya

pada akhir zaman. Di akhir zaman itulah, Allah benar-benar akan meraja.

Dalam rangka ini, Kerajaan Allah terkait dengan penghakiman terakhir dan

ukuran penghakiman adalah tindakan kasih. Mereka yang melaksanakan

tindakan kasih masuk ke dalam Kerajaan Allah (

bdk.

Matius 25: 31-45).

Kerajaan Allah yang mencapai kepenuhannya pada akhir zaman itu kini

sudah dekat, bahkan sudah datang dalam sabda dan karya Yesus. Oleh karena

itu, orang harus menanggapinya dengan bertobat dan percaya kepada warta

yang dibawa oleh Yesus.

Doa:

Mazmur 66:1-20:

1

Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi,

2

mazmurkanlah kemuliaan nama-Nya, muliakanlah Dia dengan puji-

pujian!

127

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

3

Katakanlah kepada Allah: “Betapa dahsyatnya segala pekerjaan-Mu; oleh

sebab kekuatan-Mu yang besar musuh-Mu tunduk menjilat kepada-Mu.

4

Seluruh bumi sujud menyembah kepada-Mu, dan bermazmur bagi-Mu,

memazmurkan nama-Mu.

5

Pergilah dan lihatlah pekerjaan-pekerjaan Allah; Ia dahsyat dalam

perbuatan-Nya terhadap manusia:

6

Ia mengubah laut menjadi tanah kering, dan orang-orang itu berjalan kaki

menyeberangi sungai. Oleh sebab itu kita bersukacita karena Dia,

7

yang memerintah dengan perkasa untuk selama-lamanya, yang mata-

Nya mengawasi bangsa-bangsa. Pemberontak-pemberontak tidak dapat

meninggikan diri.

8

Pujilah Allah kami, hai bangsa-bangsa, dan perdengarkanlah puji-pujian

kepada-Nya!

9

Ia mempertahankan jiwa kami di dalam hidup dan tidak membiarkan kaki

kami goyah.

10

Sebab Engkau telah menguji kami, ya Allah, telah memurnikan kami, seperti

orang memurnikan perak.

11

Engkau telah membawa kami ke dalam jaring, mengenakan beban pada

pinggang kami;

12

Engkau telah membiarkan orang-orang melintasi kepala kami, kami telah

menempuh api dan air; tetapi Engkau telah mengeluarkan kami sehingga

bebas.

13

Aku akan masuk ke dalam rumah-Mu dengan membawa korban-korban

bakaran, aku akan membayar kepada-Mu nazarku,

14

yang telah diucapkan bibirku, dan dikatakan mulutku pada waktu aku

susah.

15

Korban-korban bakaran dari binatang gemuk akan kupersembahkan

kepada-Mu, dengan asap korban dari domba-domba jantan; aku akan

menyediakan lembu-lembu dan kambing-kambing jantan.

16

Marilah, dengarlah, hai kamu sekalian yang takut akan Allah, aku hendak

menceritakan apa yang dilakukan-Nya terhadap diriku.

17

Kepada-Nya aku telah berseru dengan mulutku, kini dengan lidahku aku

menyanyikan pujian.

18

Seandainya ada niat jahat dalam hatiku, tentulah Tuhan tidak mau

mendengar.

19

Sesungguhnya, Allah telah mendengar, Ia telah memperhatikan doa yang

kuucapkan.

20

Terpujilah Allah, yang tidak menolak doaku dan tidak menjauhkan kasih

setia-Nya dari padaku.